Kamis, 28 Oktober 2010

(seshakri)Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok Pokok Kebijakan Fiskal 2011

Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok Pokok Kebijakan Fiskal 2011(seshakri)
4 months ago

*
* Email
* Favorite
* Favorited ×
* Download
* Embed
* More…
* Embed this presentation Copy the code below and paste it into your website. Customize Without related content For WordPress.com blogs Close
*

We have emailed the verification/download link to "".
Login to your email and click the link to download the file directly.
To request the link at a different email address, update it here. Close
Validation messages. Success message. Fail message.

Check your bulk/spam folders if you can't find our mail.
*
Favorited! You could add some tags too
Have an opinion? Make a quick comment as well. Cancel
*
Edit your favorites
Cancel
*
Send to your Group / Event Add your message Cancel

×
Like this presentation?
0 comments

Embed Video Subscribe to comments
Post Comment
Edit your comment Cancel
Speaker Notes on slide 1

no notes for slide #1

no notes for slide #1
Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok Pokok Kebijakan Fiskal 2011 - Presentation Transcript

1. KERANGKA EKONOMI MAKRO (KEM) DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL (PPKF) 2011 Disampaikan Menteri Keuangan dalam Rapat Paripurna DPR-RI tanggal 20 Mei 2010 1
2. Dasar Hukum Penyusunan KEM dan PPKF 2011 • UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara, dan UU No. 27/2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3); • Dalam UU MD3 disebutkan secara spesifik pada pasal 157 dan 158: – Pemerintah menyampaikan KEM dan PPKF kepada DPR pada tanggal 20 Mei, atau sehari sebelumnya apabila tanggal tersebut jatuh pada hari libur. – Raker yang diadakan oleh Banggar dengan Pemerintah dan BI untuk penyelesaian akhir KEM dan PPKF memperhatikan pemandangan umum fraksi, jawaban pemerintah, saran dan pendapat Badan Musyawarah, keputusan Raker komisi dengan pemerintah mengenai alokasi anggaran menurut fungsi, program, dan kegiatan K/L. 2
3. Perkembangan dan Proyeksi Perekonomian Global 2011 10,00% 10% Pertumbuhan Ekonomi Dunia Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia 8,3% 8% 8,00% 7,3% 7,% 6,3% 6% 6,1% 6,1% 6,5% 6,00% 5,2% 4,2% 4,3% 4% 4,00% 3,% 2,4% 2,8% 2% 2,00% 2,4% 0% 2,7% 2,3% ,5% -,6% 2007 2008 2009 2010 2011 -2% ,00% 2007 2008 2009 2010 2011 -4% -2,00% -6% -3,2% -4,00% -8% -10% -10,7% Dunia Negara Maju Negara Berkembang -12% 4,0% Pertumbuhan ekonomi negara maju 14 Pertumbuhan ekonomi Asia 12 2,0% 10 8 0,0% 6 Eropa Inggris Jerman Perancis 4 -2,0% 2 0 -4,0% China India ASEAN-5 2007 2008 2009 2010 3 -6,0% 2007 2008 2009 2010
4. Tantangan dan Sasaran Ekonomi Makro 2011 • Tantangan Lingkungan Global 2011, antara lain: – Ketidakseimbangan Pertumbuhan Ekonomi Global dan pengangguran – Awal pemulihan gejolak sektor keuangan di Eurozone, khususnya di negara PIGS (Portugal, Italia, Yunani, dan Spanyol). – Masih tingginya defisit anggaran dan beban utang di negara maju, khususnya di beberapa negara Eropa – Belum pulihnya aliran modal ke negara berkembang akibat lambatnya restrukturisasi perbankan global. – Peningkatan harga-harga komoditas global akibat pemulihan permintaan dunia • Tantangan Ekonomi Domestik 2011: – Stabilitas ekonomi makro dalam situasi volatilitas ekonomi global – Akselerasi dari pembangunan infrastruktur – Eksekusi beberapa kebijakan fiskal seperti penurunan subsidi energi dan pengalihan subsidi harga ke subsidi langsung – Perbaikan iklim investasi dan daya saing industri di tengah-tengah pelaksanaan berbagai Free Trade Agreement 4
5. Perkembangan Perekonomian Domestik sd Q1 2010 NILAI TUKAR RUPIAH DAN CADANGAN DEVISA SUKU BUNGA BI RATE DAN SBI 3 BULAN, 2007-2010 80 12.000 70 11.200 60 10.400 50 9.600 40 8.800 30 8.000 S 2009-J J S 2010-J Juli-08 N N M M M Cadangan De visa (Miliar US$) Nilai Tukar Rp/US$ -( aksis kanan) 14% INDEKS HARGA KONSUMEN 3.0% 5,7% Infl asi yoy (aksi s kiri) 6% PERTUMBUHAN PDB TRIWULANAN 5,4% 12% 2.5% Infl asi bul anan (aksis kanan) 10% 2.0% 5% 4,5% 8% 1.5% 4,1% 4,2% 6% 1.0% 4% 4% 0.5% 2% 0.0% 3% 0% -0.5% Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Oct Oct Aug Aug Jan Nov Jan Nov Jan Dec Dec Apr Apr Apr May Jul May Jul Feb Jun Sep Feb Jun Sep Feb Mar Mar Mar 2009 2010 2008 2009 2010 5
6. Perkembangan Perekonomian Domestik sd 2010..(2) 40% SUMBER PERTUMBUHAN PDB 90 HARGA MINYAK MENTAH 22,6% 80 20% 19,6% 70 3,9% 7,9% 60 0% 50 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 -20% -8,8% 40 WTI ICP 2009 2010 30 -40% Jan-09 Feb-09 Ap r-09 May-09 Jun-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Feb-10 Ap r-10 Aug-09 Sep-09 Nov-09 Dec-09 Mar-09 Mar-10 Kons. RT Kons. Pem. PMTB Ekspor Impor ANGKATAN KERJA DAN TINGKAT PENGANGGURAN Juta orang 87 PRODUKSI DAN KONSUMSI MINYAK DUNIA % 3.0 120 12 86 2.0 11,2 116 1.0 11 85 %, m-o-m 115 0.0 Juta barel per hari 84 -1.0 9,86 10 110 -2.0 83 -3.0 9 104 82 -4.0 105 7,41 8 -5.0 81 -6.0 100 7 80 -7.0 May May Aug Aug Mar Apr Jul Mar Apr Jul Dec Dec Nov Nov Jan Jun Jan Jun Sep Sep Oct Oct Feb Feb 95 6 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2009 2010 Angkt. Kerja Tingkat Pengangguran (RHS) Konsumsi Produksi Pert, Konsumsi (axis kanan) 6 Pert, Produksi (axis kanan)
7. Proyeksi Indikator Ekonomi Makro 2011 2010 2011 Indikator Ekonomi Pagu APBN APBN-P Indikatif 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,5 5,8 6,2 - 6,4 2. Inflasi (%) 5,0 5,3 4,9 - 5,3 3. Nilai Tukar (Rp/US$) 10.000 9.200 9.100 - 9.400 4. Suku bunga SBI 3 bulan (%) 6,5 6,5 6,3 - 6,7 5. Harga Minyak ICP (US$/barel) 65 80 80 - 85 6. Lifting Minyak (juta barel/hari) 0,965 0,965 0,960 - 0,980 Sumber: Kementerian Keuangan • Sasaran Kebijakan Ekonomi Makro 2011: Tingkat pengangguran terbuka: 7,0%; Tingkat kemiskinan: 11,5% – 12,5%; Pertumbuhan ekonomi: 6,2% - 6,4% • Kebutuhan investasi minimal Rp2.243,8 T dengan ICOR 4,25 • 1% pertumbuhan ekonomi menyerap 400 ribu TK 7
8. Arah Kebijakan Fiskal 2011 • Mendukung pencapaian sasaran pembangunan 2011: (1) pembangunan kesejahteraan, (2) pembangunan demokrasi, dan (3) penegakan hukum. • Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat melalui tiga sasaran utama (Triple Track Strategy): – meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth); – menciptakan dan memperluas lapangan kerja (Pro- Job), diantaranya melalui pemberian insentif pajak guna meningkatkan investasi dan ekspor, serta peningkatan belanja modal untuk pembangunan Infrastruktur; – memperbaiki kesejahteraan rakyat melalui program-program jaring pengaman sosial yang berpihak pada rakyat miskin (Pro- Poor) dengan menjaga kesinambungan program kesejahteraan rakyat serta pemberian subsidi yang lebih tepat sasaran. • Didukung dengan kebijakan fiskal yang ekspansif dengan proyeksi defisit 2011 sebesar 1,7% PDB 8
9. Pokok Pokok Kebijakan Fiskal 2011 1. Kebijakan pendapatan negara – Penerimaan perpajakan diproyeksikan Rp839,9 T, naik 13,0% dari 2010 yang didukung oleh perbaikan kondisi ekonomi makro 2011, dan berbagai upaya internal di bidang perpajakan – Langkah di bidang perpajakan: perbaikan administrasi perpajakan, penggalian potensi perpajakan, peningkatan pemeriksaan pajak, intensifikasi penagihan piutang pajak serta perbaikan mekanisme keberatan dan banding – Langkah di bidang kepabeanan dan cukai: optimalisasi penerimaan, peningkatan pelayanan dan pengawasan, dan Penyesuaian beban cukai IHT dan MMEA – Langkah di bidang PNBP: peningkatan produksi 9
10. Pokok Pokok Kebijakan Fiskal 2011 …(2) 2. Kebijakan belanja negara – Belanja negara diproyeksikan Rp1.204,9 T, naik 7,0% dari perkiraan 2010 – Kebijakan belanja negara berlandaskan pada Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), dengan menekankan pada outcome basis. – Alokasi belanja pusat untuk mendukung 11 prioritas pembangunan, yaitu : (i) reformasi birokrasi dan tata kelola, (ii) pendidikan, (iii) kesehatan, (iv) penanggulangan kemiskinan, (v) ketahanan pangan, (vi) infrastuktur, (vii) iklim investasi dan iklim usaha, (viii) energi, (ix) lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, (x) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik, serta (xi) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi – Kebijakan Transfer ke daerah diarahkan pada upaya penyempurnaan dan reformulasi transfer ke daerah, insentif daerah, pengalihan BPHTB, dan sinkronisasi dana desentralisasi dengan dana dekonsentrasi 10 dan dana tugas pembantuan
11. Pokok Pokok Kebijakan Fiskal 2011 …(3) 3. Kebijakan pembiayaan – Kebijakan Pembiayaan Utang: • mengutamakan penerbitan SBN rupiah di pasar dalam negeri, mendorong terciptanya orientasi investasi SBN, meminimalkan biaya, risiko valas dan suku bunga serta mendukung pengelolaan likuiditas yang efisien; • mengurangi stok pinjaman luar negeri, mengarahkan pinjaman program untuk mendukung kebijakan pencapaian MDGs, climate change, dan infrastruktur, dan menggunakan pinjaman proyek untuk membiayai kegiatan prioritas kementerian/lembaga, atau penerusan pinjaman; dan • penerbitan SBN valas (global bond, global sukuk, samurai bond) bersifat sebagai komplementer. – Kebijakan Pembiayaan Non-Utang: • Memanfaatkan sumber pembiayaan dalam negeri dari penarikan RDI dan hasil pengelolaan aset. • Melakukan pembiayaan untuk infrastruktur, dalam bentuk investasi pemerintah dan fasilitas likuiditas perumahan, serta penjaminan infrastruktur 11
12. Proyeksi Besaran Fiskal 2011 2010 2011 Uraian APBN APBN-P Proyeksi PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 949,7 992,4 1.086,7 a. PENERIMAAAN PERPAJAKAN 742,7 743,3 839,9 b. PENERIMAN NEGARA BUKAN PAJAK 205,4 247,2 243,5 c. HIBAH 1,5 1,9 3,2 BELANJA NEGARA 1.047,7 1.126,1 1.204,9 a. BELANJA PEMERINTAH PUSAT (K/L & NON K/L) 725,2 781,5 840,9 b. TRANSFER KE DAERAH 322,4 344,6 364,1 SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (98,0) (133,7) (118,3) % defisit thd PDB (1,6) (2,1) (1,7) PEMBIAYAAN 98,0 133,7 118,3 12

ANIMISME

Animisme
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman ini(+)
Ini adalah versi stabil, diperiksa pada tanggal 2 Oktober 2010. Ada perubahan templat/berkas menunggu peninjauan.

Akurasi Terperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Kepercayaan animisme (dari bahasa Latin anima atau "roh") adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif. Kepercayaan animisme mempercayai bahawa setiap benda di Bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pokok atau batu besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari semangat dan roh jahat dan juga dalam kehidupan seharian mereka.

Diperkirakan bahwa di provinsi Kalimantan Barat masih terdapat 7,5 juta orang Dayak yang tergolong pemeluk animisme.

Selain daripada jiwa dan roh yang mendiami di tempat-tempat yang dinyatakan di atas, kepercayaan animisme juga mempercayai bahawa roh orang yang telah mati bisa masuk ke dalam tubuh hewan, misalnya suku Nias mempercayai bahwa seekor tikus yang keluar masuk dari rumah merupakan roh daripada wanita yang telah mati beranak. Roh-roh orang yang telah mati juga bisa memasuki tubuh babi atau harimau dan dipercayai akan membalas dendam orang yang menjadi musuh bebuyutan pada masa hidupnya. Kepercayaan ini berbeda dengan kepercayaan reinkarnasi seperti yang terdapat pada agama Hindu dan Buddha, di mana dalam reinkarnasi, jiwa tidak pindah langsung ke tubuh hewan lain yang hidup, melainkan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain. Pada agama Hindu dan Buddha juga terdapat konsep karma yang berbeda dengan kepercayaan animisme ini.

KEBIJAKAN FISKAL ( ARI IAIN Padang)

Konsep-konsep Dasar
•Kebijakan Fiskal: perubahan-perubahan pada belanja atau penerimaan pajak
pemerintahan pusat yang dimaksudkan untuk mencapai penggunaan tenaga
kerja-penuh, stabilitas harga, dan laju pertumbuhan ekonomi yang pantas.
•Kebijakan Fiskal Ekspansioner: peningkatan belanja pemerintah dan/atau

penurunan pajak yang dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat dalam
perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk
domestik bruto dan menurunkan angka pengangguran.
•Kebijakan Fiskal Kontraksioner: pengurangan belanja pemerintah dan/atau
peningkatan pajak yang dirancang untuk menurunkan permintaan agregat dalam
perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengontrol inflasi.
•Efek Pengganda: dalam ilmu ekonomi, peningkatan belanja oleh konsumen,

perusahaan atau pemerintah akan menjadi pendapatan bagi pihak-pihak lain.
Ketika orang ini membelanjakan pendapatannya, belanja tersebut menjadi
pendapatan bagi orang lain dan seterusnya, sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan produksi dalam suatu perekonomian. Efek pengganda dapat juga
berdampak sebaliknya ketika belanja mengalami penurunan.
•Kebijakan Fiskal Sisi-Penawaran: kebijakan fiskal dapat secara langsung

mempengaruhi bukan saja permintaan agregat, namun juga penawaran agregat.
Sebagai contoh, pemotongan tarif pajak akan memberikan insentif bagi
perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi barang modal, karena
mereka memperoleh pendapatan setelah pajak yang lebih besar yang kemudian
dapat dibelanjakan.
ijakan Fiskal Ekspansioner
embiayai Defisit & Memanfaatkan Surplus
•Membiayai defisit
–Meminjam dari publik atau luar negeri crowding out
–Mencetak uang inf las io nar y
•Memanfaatkan surplus
–Mengurangi hutang
–Disimpan


Masalah dalam Kebijakan Fiskal

•Masalah waktu
•Pertimbangan politis
•Respon pelaku ekonomi
•Dampak crowding-out
•Kondisi perekonomian dunia/luar negeri

MEMAJUKAN konsep IAIN Imam Bonjol Padang di jurusan Ekonomi Islam

Dalam masa sekarang ini IAIN imam bonjol Padang memiliki 5 fakultas yaitu
-Adab
-Dakwah
-Syari'ah
-Tarbiyah
-Ushuluddin

Diantara 5 Fakultas tersebut jurusan Ekonomi islam ada di Fakultas Syari'ah. hal tersebut dapat dilihat langsung dalam proses pembelajaran dan pengajarannya di Jurusan Ekonomi Islam. jurusan ekonomi Islam memiliki beberapa bidang studi pembelajaran seperti:
-Pengantar Ekonomi MIkro
-Pengantar Ekonomi Makro
-Pengantar Manajemen
-Pengantar Bisnis
-Matematika ekonomi 1
-matematika ekonomi lanjutan II
-Pengantar Akuntansi
-Teori Akuntansi
-Teori ekonomi mikro
-Teori ekonomi Makro
-Statistik Ekonomi
-Ekonometrika dll......
bidang studi pembelajaran tersebut adalah cakupan bidang studi jurusan yang dimiliki oleh Jurusan Ekonomi Islam................